Pelangi
Pelangi terjadi karena pembiasan cahaya. Cahaya matahari yang
melewati sebuah tetes hujan akan dibiaskan melewatinya, proses pembiasan ini
yang memisahkan cahaya putih menjadi warna spektrum. Warna spektrum adalah
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Kemudian warna-warna itu
memantul di belakang tetes hujan, yang akibatnya cahaya tampak melengkung
menjadi pelangi yang indah.
Kadang kita memandang hidup seperti memandang pelangi , indah
dan adanya jauh ditempat orang lain, orang lain juga akan melihat sepertinya
pelangi itu ada diatas kita.
Hidup ini seperti pelangi. Aneka warna tak serupa.
Kadang semerah mawar berduri. Sesekali berwarna keemasan seperti langit senja hari. Kadang cerah laksana mentari pagi.
Lalu hiduppun kadang lebih sendu dari hari yang dipenuhi mendung. Lebih ganas daripada amukan badai.
Tetapi di sanalah keindahannya. Hidup ini penuh warna. Aneka warna itu yang membuat gairah hidup terus membara.
Nikmati hidup seperti menatap pelangi. Ambil hikmah darinya. Karena pelangi kan berakhir sebentar lagi.
Sesederhana itu. Allah menawarkan kehidupan yang begitu indah. Tinggal kita bagaimana menikmatinya.
Tidak hanya menikmati sebatas usia, melainkan bagaimana agar bisa menikmatinya hingga ke akhirat kelak.
Kadang semerah mawar berduri. Sesekali berwarna keemasan seperti langit senja hari. Kadang cerah laksana mentari pagi.
Lalu hiduppun kadang lebih sendu dari hari yang dipenuhi mendung. Lebih ganas daripada amukan badai.
Tetapi di sanalah keindahannya. Hidup ini penuh warna. Aneka warna itu yang membuat gairah hidup terus membara.
Nikmati hidup seperti menatap pelangi. Ambil hikmah darinya. Karena pelangi kan berakhir sebentar lagi.
Sesederhana itu. Allah menawarkan kehidupan yang begitu indah. Tinggal kita bagaimana menikmatinya.
Tidak hanya menikmati sebatas usia, melainkan bagaimana agar bisa menikmatinya hingga ke akhirat kelak.
Kita semua memakai topeng
Menurut carl Jung yang
menjelaskan tentang konsep "topeng
sosial". atau lebih dikenal dengan nama "persona", yang artinya
topeng yang digunakan oleh para aktor drama. Fungsinya juga sama dengan namanya
yaitu sebagai "topeng" yang kita gunakan ketika kita berada dalam
situasi sosial. Persona adalah yang menghubungkan antara kepribadian seseorang
dengan lingkungannya, persona adalah "topeng" yang digunakan untuk
berperan sesuai dengan tuntutan lingkungan sosial.
Dalam lingkungan sosial kita pasti memiliki banyak tuntutan peran sosial,
sebagai seorang suami, sebagai seorang istri, sebagai ayah, ibu, anak, sebagai
seorang pelajar, sebagai seorang pekerja, bagaimana berperan di lingkungan
tempat kita bermain, pokoknya peran kita itu banyak. Persona adalah
"topeng" yang dipakai untuk memenuhi tuntutan-tuntutan peran tersebut.
Persona seseorang terlihat dari apa? terlihat dari cara dia berpakaian,
cara dia berbicara, gerakan tubuh dia, bahkan pilihan kendaraan, makanan, dan
sebagainya.
Sebagai contoh, mungkin
ketika kita berperan sebagai Dosen , mungkin pakaian kita adalah pakaian yang
rapi, rambut disisir rapi, berbicara sopan dll. Tapi, ketika kita keluar dari
peran Dosen dan berada dilingkungan
teman-teman dekat , kita akan mengganti "topeng" lagi, pakaian kita
tidak begitu formal, bisa saja pakai kaos oblong celana pendek yang
memperlihatkan dengkul yang runcing hehheehe.
Jadi salahkah ketika kita menggunakan "topeng"? tentu tidak,
karena jika kita melihat berdasarkan uraian diatas tentu "topeng"
tersebut dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Persona dibutuhkan
untuk membuat kita diterima di lingkungan sosial, diterima di dunia luar.
Persona itu mirip dengan superego dalam
teorinya Sigmund Freud,
karena persona itu adalah "topeng" sosial yang sesuai dengan
norma-norma yang diterima oleh lingkungan sosial.
Akan ada situasi dimana topeng itu akan terlepas dengan sendirinya.........
Langganan:
Postingan (Atom)
Data Covid19 Batam Tanggal 15 Agustus 2021
Data Covid19 Batam Tanggal 15 Agustus 2021